Senin, 28 Desember 2020

UJIAN ADALAH KASIH SAYANG ALLAH TA’ALA BAGI ORANG BERIMAN

 Dalam kehidupan, manusia tidak selalu mendapatkan kesenangan, manusia seringkali juga mendapatkan kesulitan. Tidak selalu mendapatkan kesehatan, seringkali juga mendapatkan kesakitan. Tidak selalu mendapatkan kekayaan, seringkali juga mendapatkan kemiskinan. Tidak selalu mendapatkan kebahagiaan, seringkali juga mendapatkan kesedihan. Itulah sunnatullah yang berlaku dalam kehidupan manusia di alam dunia ini.

Orang beriman, ketika memandang kedua sisi dalam kehidupan itu, maka ia harus memandangnya sesuai dengan tuntunan Allah Ta’ala. Maka ketika ia memandang sesuatu yang jelek dalam hidupnya, seperti kesulitan, kesakitan, kemiskinan atau kesedihan, maka ia pun harus memandangnya sesuai dengan tuntunan Allah Ta’ala. Dalam Al-Qur`an surah Al-Ankabut ayat 2, Allah Ta’ala sudah menjelaskan bahwa orang-orang beriman pasti akan mendapatkan cobaan dalam kehidupannya. Allah Ta’ala berfirman:

 أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ ٢ 

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi”

Maka dengan demikian jelaslah bahwa bagi orang beriman, adalah suatu kepastian ia akan mendapatkan cobaan dari Allah Ta’ala. Informasi dari Allah Ta’ala  ini merupakan salah satu bentuk kasih sayangNya kepada orang beriman. Sebab dengan pemberitahuan ini, orang beriman akan menjadi pribadi yang selalu siap menghadapi cobaan dalam hidupnya, karena ia sejak awal sudah menyadari bahwa hidupnya akan dihiasai oleh cobaan. Sehingga orang beriman akan merasa lebih ringan dalam menghadapi cobaan seberat apapun, sebab secara psikologis ia sudah siap menerima cobaan tersebut.

Berbeda dengan orang yang tidak beriman kepada Allah Ta’ala dan oleh karena itu ia tidak mendapatkan informasi sebelumnya bahwa ia akan mendapat cobaan. Maka ketika ia mendapatkan cobaan, ia akan terkaget-kaget dengan cobaan yang harus dihadapinya itu. Secara psikologis ia tidak siap menghadapi cobaan itu, karena sebelumnya ia tidak mendapatkan informasi bahwa ia pasti akan mendapatkan cobaan dalam kehidupannya.

Selain itu, orang beriman juga sudah diberitahukan oleh Allah Ta’ala tentang bagaimana cara menghadapi cobaan itu. Dalam surah Ali Imran ayat 142 Allah Ta’ala berfirman:

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَعۡلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ مِنكُمۡ وَيَعۡلَمَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٤٢ 

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar”

Allah Ta’ala menjelaskan kepada orang beriman bahwa cara menghadapi cobaan itu ada dua, yaitu bersungguh-sungguh dan bersabar. Bersungguh-sungguh artinya, ketika cobaan itu datang, maka orang beriman wajib berusaha sebaik mungkin dalam menghadapi cobaan itu, agar cobaan itu dapat ia lalui. Sebagai contoh, ketika orang beriman dicoba dengan sakit, maka ia harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghadapi sakitnya itu agar ia dapat segera sembuh. Ia harus memeriksakan sakitnya ke dokter, ia harus meminum obat, ia harus beristirahat, ia harus makan secara teratur dan ia harus makan dengan makanan yang bergizi. Bersabar artinya ia harus menerima cobaan itu sebagai bentuk keimananya terhadap takdir Allah Ta’ala. sehingga dengan kesabarannya itu ia tidak putus asa, seberat apapun cobaan yang menimpanya.

Dengan dua cara itulah, orang beriman akan dapat melalui setiap cobaan yang dihadapinya dan akan dinilai oleh Allah Ta’ala sebagai orang yang berhasil dalam menghadapi cobaan.  

Allah Ta’ala kemudian menjanjikan, bagi orang beriman yang berhasil menghadapi ujian dengan kesungguhan dan kesabaran, maka ia akan mendapatkan surga. Sebagaimana firmanNya:

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ ٢١٤ 

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”

Karena itulah, Rasulullah menjelaskan bahwa jalan menuju surga itu dihiasi dengan sesuatu yang dibenci manusia, yakni berupa cobaan dan larangan-larangan dari sesuatu yang dicintai syahwat. Rasulullah bersabda:

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.” (HR. Muslim)


Ayat di atas juga memberitahukan bahwa orang-orang beriman sebelum kita juga diuji oleh Allah Ta’ala. Bahkan mereka diuji dengan ujian yang lebih berat. Misalnya Nabi Ayub ‘alaihis-salaam yang mendapatkan cobaan luar biasa berat berupa sakit yang amat parah dan panjang, ditambah dengan kemiskinan dan meninggalnya anak-anak beliau. Contoh lain adalah Ashabul Ukhdud, yang karena mempertahankan keimanan mereka, maka mereka harus siap dilemparkan ke dalam air yang mendidih oleh penguasa dzalim di zaman mereka.  

Berita-berita seperti ini, akan meringankan perasaan kita sebagai orang beriman, ketika menghadapi ujian hari ini. Sebab kita memahami bahwa cobaan yang menimpa kita sekarang jauh lebih ringan dari cobaan yang pernah menimpa orang beriman sebelum kita.

Dari penjelasan di atas, kita dapat memahami bahwa sesungguhnya cobaan yang Allah Ta’ala timpakan kepada kita, orang-orang beriman, sesungguhnya adalah bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada kita. Sebab dengan cobaan itu, Allah Ta’ala memberikan jalan kepada kita untuk dapat meraih surgaNya.  (Abu Dzakir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENEGUHKAN KEMERDEKAAN DENGAN DA’WAH

  Oleh: Dr. Dwi Budiman Assiroji (Ketua STID Mohammad Natsir)   Tahun ini kita memperingati kemerdekaan negara kita yang ke 79. Artiny...