Kader da’i, para mahasiswa STID Mohammad Natsir, yang dirahmati Allah Ta’ala., hari-hari belakangan ini kita semua menghadapi kondisi yang sangat memprihatinkan, terutama terkait dengan semakin mewabahnya virus Corona di tengah-tengah masyarakat kita. Sehingga kondisi itu memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap proses perkuliahan dan proses pengabdian kita di Kampus Da’wah ini. Semoga Allah Ta’ala. memberikan kekuatan iman kepada kita dan segera mengangkat wabah ini dari tengah-tengah kita.
Dampak yang
paling kita rasakan dari wabah tersebut adalah dengan dipulangkannya antum
semua ke rumah masing-masing dan dialihkannya kuliah tatap muka menjadi kuliah online.
Ini semua kita lakukan sebagai bagian dari ikhtiar kita bersama untuk menghindari
dan menahan laju penyebaran wabah virus Corona, sesuai dengan petunjuk dan
arahan dari pemerintah dan Dewan Da’wah Pusat.
Kader da’i
yang dirahmati Allah Ta’ala., untuk itu ada beberapa poin yang ingin
saya sampaikan kepada antum semuanya, yaitu:
Pertama, mari
sama-sama kita terima dan kita hadapi cobaan dari Allah Ta’ala., berupa
mewabahnya virus Corona ini, dengan penuh keimanan dan ketaqwaan kepadaNya. Karena
keimanan dan ketaqwaan itulah, kita hadapi cobaan ini dengan kesabaran, agar
kita menjadi orang-orang yang mendapatkan kabar gembira. Allah Ta’ala.
Berfirman:
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم
بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ
وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥
“Dan sungguh
akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)
Keimanan dan
ketaqwaan itupun akan meringankan cobaan yang sedang kita hadapi, sebab kita
senantiasa meyakini, seberat apapun cobaan ini kita rasakan, masih tetap lebih
ringan jika dibandingkan dengan cobaan yang dihadapi oleh para Nabi dan Rasul
Allah Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. ketika menjawab pertanyaan
salah seorang sahabat beliau tentang siapa yang paling berat cobaanya. Beliau
kemudian bersabda:
الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ
فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا
اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ
دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى
الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan
semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila
agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila
agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang
hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam
keadaan bersih dari dosa.”
Semoga
dengan keimanan dan ketaqwaan kita, dengan kesabaran dan ketawakalan kita dalam
menghadapi cobaan ini, Allah Ta’ala. menggugurkan dosa-dosa kita semua.
Karena itu,
jangan lupa untuk senantiasa berdo’a kepada Allah Ta’ala. agar Allah Ta’ala.
senantiasa menancapkan keimanan dan kataqwaan dalam hati kita, ketawakalan dan
keikhlasan serta kesabaran dalam hati kita, dalam menghadapi berbagai cobaan,
terutama cobaan wabah virus Corona ini.
Kedua, mari
sama-sama kita tunaikan dengan sungguh-sungguh amanah sebagai pencari ilmu (tholibul
‘ilm), sekalipun dalam kondisi yang mungkin banyak keterbatasan seperti
sekarang ini. Bersungguh-sungguhlah dalam mengikuti kuliah online dan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh para dosen. Jaga amal harian yang
sudah biasa antum lakukan di asrama ataupun di masjid tempat antum
magang. Termasuk dan terutama membaca dzikir pagi dan petang. Jika masih ada
waktu, isi dengan menambah ilmu dari sumber lain; membaca buku, menyimak kajian
online, dan cara-cara lainnya. Ingatlah selalu bahwa salah satu
keutamaan yang diberikan kepada orang yang mencari ilmu adalah senantiasa dinaungi
oleh para malaikat dan senantiasa dimintakan ampunan oleh mahluk Allah yang ada
di langit dan di bumi, bahkan sampai binatang-binatang yang ada di dasar lautan.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.:
منْ سَلَكَ طَريقًا يَبْتَغِي فِيهِ علْمًا سهَّل
اللَّه لَه طَريقًا إِلَى الجنةِ، وَإنَّ الملائِكَةَ لَتَضَعُ أجْنِحَتَهَا
لِطالب الْعِلْمِ رِضًا بِما يَصْنَعُ، وَإنَّ الْعالِم لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ منْ
في السَّمَواتِ ومنْ فِي الأرْضِ حتَّى الحِيتانُ في الماءِ. )رواهُ أَبُو
داود والترمذيُّ(
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari
ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga. Para malaikat akan
membentangkan sayapnya untuk menaungi penuntut imu karena ridho dengan mereka.
Semua mahluk yang ada di langit maupun di bumi, bahkan sampai ikan-ikan yang
ada di dasar lautan akan memintakan ampun bagi para penuntut ilmu.” (HR. Abu
Dawud dan At-Tirmidzi)
Kita
berharap, semoga keutamaan-keutamaan ini, menjadi salah satu perantara agar
wabah virus Corona ini segera Allah Ta’ala. angkat dari tengah-tengah
kita.
Ketiga, sebagai
seorang kader da’i, fenomena wabah Corona ini, harus dapat kita manfaatkan
untuk menda’wahi ummat kita, menguatkan aqidah mereka. Banyak ajaran-ajaran
dalam agama kita yang sangat berkaitan dengan fenomena wabah virus Corona ini
yang dapat kita da’wahkan kepada ummat. Misalnya, merebaknya wabah Corona ini
menimbulkan ketakutan di tengah-tengah ummat kita. Maka ini adalah kesempatan
yang sangat baik bagi kita untuk menjelaskan tentang konsep cinta, pengharapan
dan rasa takut (Hubb, Roja dan Khauf) kita kepada Allah Ta’ala.
Demikian juga dengan ajaran tentang tawakal yang selama ini sudah sering kita
da’wahkan kepada ummat, inilah momentum yang tepat untuk kita sampaikan kembali
dengan penekanan yang lebih tegas, karena sangat berkaitan dengan sikap seorang
muslim seharusnya dalam menghadapi wabah virus Corona ini. Tentu saja, ajaran
Islam tentang bagaimana seharusnya kita menghadapi wabah juga menjadi satu
materi yang wajib kita sampaikan. Sehingga masyarakat kita senantiasa
menjadikan ajaran Islam sebagai panduan dalam kehidupannya, termasuk dalam
rangka menghadapi wabah virus Corona ini.
Pelaksanaan
kewajiban da’wah ini, semoga dapat menghindarkan kita semua dari fitnah yang
akan melanda satu kaum secara menyeluruh, jika kewajiban da’wah tidak
ditegakkan. Sebagaimana peringatan Allah Ta’ala.:
وَٱتَّقُواْ فِتۡنَةٗ لَّا
تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمۡ خَآصَّةٗۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ
شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ٢٥
“Dan
peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (Al-Anfal: 25)
Keempat, sebagai
seorang da’i, kita pun berkewajiban untuk memberikan penjelasan yang benar
kepada masyarakat tentang wabah virus Corona ini. Kita merasakan betapa
infromasi yang masyarakat dapatkan dari media sosial, banyak menimbulkan
kepanikan, kebingungan dan ketidakpastian. Maka kita harus dapat membantu
masyarakat agar mereka mendapatkan informasi yang benar terkait wabah virus
Corona ini. Kita arahkan masyarakat agar lebih mendahulukan informasi yang
berasal dari pemerintah dan lembaga-lembaga atau orang-orang yang memiliki
otoritas di bidangnya masing-masing terkait dengan wabah ini. Kita arahkan agar
mereka mendahulukan informasi dari para dokter dalam memandang wabah ini dari
sudut pandang kesehatan. Kita arahkan agar mereka mendahulukan informasi dari
MUI dan ormas-ormas Islam dalam memandang wabah ini dari sudut pandang agama.
Sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang jelas dan benar untuk menuntun
mereka dalam menghadapi wabah Corona ini.
Kelima, manfaatkan
keberadaan antum di rumah sebaik-baiknya untuk berbakti kepada kedua orangtua (birrul-waalidain).
Ini adalah kesempatan emas yang amat jarang antum dapatkan. Ingatlah selalu
bahwa orangtua adalah jalan utama bagi seorang anak untuk mendapatkan keridoan
Allah Ta’ala. Orangtua adalah jalan tercepat dan terpendek bagi seorang
anak untuk masuk ke dalam surgaNya Allah Ta’ala. Mintalah do’a dari
mereka untuk keselamatan antum dan kita semua, di dunia maupun di akhirat.
Karena do’a orangtua bagi anaknya adalah termasuk do’a yang diijabah oleh Allah
Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.:
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ
فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang
tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud)
Demikian
beberapa pesan yang dapat saya sampaikan. Semoga usaha kita yang
sungguh-sungguh dalam melaksanakan amanah tholabul-ilm dan amanah da’wah
ini, menjadi salah satu perantara (washilah) dilindunginya diri kita dan
keluarga kita serta diangkatnya segera wabah virus Corona ini dari
tengah-tengah kehidupan kita. Aamiin yaa rabbal’aalamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar