Minggu, 26 Januari 2020

KONSEP PENDIDIKAN IMAM ZARKASYI


PENGANTAR
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, sehingga ada yang menyebut pesantren sebagai bapak pendidikan Islam Indonesia. Pesantren juga adalah lembaga pendidikan Islam yang sangat khas Indonesia. Sebab lembaga pendidikan yang mirip pesantren tidak ditemukan di kawasan Timur Tengah.[1]
Dalam perjalanan sejarahnya, pesantren telah membuktikan diri sebagai lembaga pendidikan yang memberikan banyak sekali kontribusi untuk umat uslam, masyarakat dan bangsa Indonesia. Dalam menghadapi penjajahan misalnya, pesantren adalah salah satu unsur penting yang selalu mengobarkan perlawanan dan menyiapkan para santrinya untuk melawan penjajah. Sampai-sampai Mansur Suryanegara pernah mengatakan bahwa sulit mencari gerakan perlawanan terhadap penjajah di Indonesia yang bukan dilakukan oleh orang pesantren.[2] Sehingga beberapa kiyai pesantren kemudian diangkat sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah karena kontribusinya dalam melawan penjajah dan merebut kemerdekaan. KH. Noer Ali, KH. Abdul Halim, K.H. Hasjim Asjarie, dan K.H. Abdul Wahid Hasjim adalah contohnya.[3]
Dari pesantren juga banyak lahir tokoh-tokoh Islam yang kemudian menjadi tokoh nasional dan bahkan internasional. Di antaranya, H.M. Rasyidi (alumni Pondok Jamsaren, Menteri Agama RI pertama), Mohammad Natsir (alumni Pesantren Persis / Perdana Menteri NKRI pertama), KH. Imam Zarkasyi (alumni Jamsaren, anggota Dewan Perancang Nasional), KH. Idham Khalid (alumni Pesantren Gontor / wakil Perdana Menteri dan Ketua MPRS).[4]

KONSEP AKAL SEBAGAI SUMBER ILMU DALAM ISLAM (TELAAH TERHADAP PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR)


Pendahuluan
Kehidupan manusia dewasa ini diliputi oleh banyak sekali nestapa. Perkembangan ilmu dan pencapaian tehnologi bukannya mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia, tapi sebaliknya banyak menimbulkan kesulitan dan bencana, bahkan ancaman kepunahan umat manusia. Ancaman itu muncul misalnya dari perlombaan negara-negara maju dalam pengadaan puluhan ribu senjata nuklir. Menurut Capra, sebagaimana dikutip Ahmad Tafsir, timbunan senjata nuklir itu dapat menghancurkan dunia beberapa kali. Ancaman kepunahan juga muncul dari kerusakan udara dan air yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia beracun yang mengotori keduanya.[1]
Para ilmuwan banyak yang berpendapat bahwa sebab dari semua ini karena ilmu dan tehnologi yang dicapai itu semata hanya bersandarkan kepada akal. Alasan ini dapat difahami, sebab hari ini semua perkembangan ilmu dan pencapaian tehnologi berasal dari Barat. Sementara Barat hari ini (modern) adalah sebuah peradaban yang menjadikan akal manusia sebagai satu-satunya sandaran dalam mencari ilmu dan kebenaran. Akal dijadikan sebagai sumber utama dan pertama dalam pengembangan ilmu dan tehnologi.

BEKAL BERLIBUR BAGI KADER DA’I

Mahasiswa STID Mohammad Natsir mengisi liburan
dengan kegiatan Kafilah Da'wah

Ketika datang waktu libur, maka seseorang yang berlibur itu akan mendapatkan dua hal, pertama waktu luang dan kedua kesehatan. Termasuk juga kader da’i yang sedang berlibur, akan mendapatkan dua hal itu. Maka seorang kader da’i harus mengingat peringatan Nabi Saw. terkait dua hal itu, sebagaimana sabda beliau Saw.:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu olehnya, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”.  (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
Dalam hadits di atas, Nabi Saw. memberikan peringatan bahwa banyak orang yang tertipu oleh dua kenikmatan, yaitu kesehatan dan waktu luang. Kenapa sampai tertipu? Karena orang yang sedang mendapatkan kesehatan dan waktu luang, dia akan cenderung menjadi malas. Dalam kemalasan itu dia akan mencari-cari kesibukan yang cenderung negatif. Sementara di sisi lain, dia pun akan cenderung malas untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah Swt. Akhirnya dia akan meninggalkan ketaatan kepada Allah Swt. dan mengisi waktunya dengan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat, bahkan perbuatan terlarang.

MENEGUHKAN KEMERDEKAAN DENGAN DA’WAH

  Oleh: Dr. Dwi Budiman Assiroji (Ketua STID Mohammad Natsir)   Tahun ini kita memperingati kemerdekaan negara kita yang ke 79. Artiny...