Sabtu, 30 April 2022

Do'a Akhir Ramadhan untuk Masa Depan Perjuangan



اعوذ بالله من الشيطان الرجيم

بسم الله الرحمن الرحيم


Ya Allah di malam terakhir bulan Ramadhan tahun 1443 H ini, kami bermunajat kepadaMu untuk kebaikan dunia dan akhirat kami, untuk kebaikan diri dan keluarga kami,  untuk kebaikan guru-guru, kawan-kawan seperjuangan, dan kader-kader kami, untuk kebaikan anak-cucu dan masa depan ummat ini....


Ya Allah mudahkan urusan dunia dan akhirat kami. Kumpulkanlah kami di dunia dengan ikatan iman kepadaMu dan kumpulkanlah kami di akhirat, dibawah naungan ridhoMu, di dalam surgaMu yang penuh dengan kenikmatan...


Ya Allah terimalah segala amal ibadah yang telah kami tunaikan selama Ramadhan ini. Anugerahkankah ampunanMu bagi kami. Berikanlah hidayahMu agar kami dapat Istiqomah dalam ketaatan kepada Mu selepas Ramadhan ini.


Ya Allah mudahkanlah kami untuk mendidik diri, istri dan anak-anak kami agar Istiqomah dalam ketaatan kepada Mu dan istiqamah di jalan da'wah ini. Jadikanlah keluarga kami menjadi keluarga da'wah yang dapat menopang kewajiban da'wah kami. Berikanlah kesabaran kepada keluarga kami dalam menghadapi segala cobaan yang akan kami hadapi di jalan da'wah ini. Bukakanlah pintu-pintu keberkahan untuk keluarga kami. Satukanlah keluarga kami, di dunia dan akhirat, senantiasa dalam ridhoMu.


Ya Allah mudahkanlah kami, guru-guru kami, kawan-kawan seperjuangan kami dan kader-kader kami dalam mengemban amanah da'wah ini. Tancapkan keimanan dan keikhlasan ke dalam hati-hati kami pada setiap langkah-langkah da'wah kami. Satukanlah senantiasa hati-hati. Jauhkan kami dari perselisihan dan perpecahan. Lindungi kami dari godaan dunia yang dapat merusak amal ibadah dan amal da'wah kami. Berikan kesabaran kepada kami dalam menghadapi cobaan di jalan da'wah ini. Anugerahkanlah jalan-jalan keluar dari setiap kesulitan yang kami hadapi. Limpahkan pahala atas peluh dan darah yang telah kami keluarkan di jalan perjuangan da'wah ini.


Ya Allah jadikanlah anak-cucu kami menjadi generasi Islam yang beriman, betaqwa dan Istiqomah dalam berjuang melanjutkan jalan risalah dan da'wah ini. Jadikanlah mereka generasi yang mampu menjaga agama dan ummat ini, meninggikan kehormatan agama dan ummat ini, memenangkan agama dan ummat ini.


وصلي الله علي نبينا محمد والحمد لله رب العالمين....


Bumi Allah

Akhir Ramadhan 1443 H

Jumat, 01 April 2022

Hikmah Syari'at Shaum Ramadhan



Salah satu dari nama Allah Ta'ala adalah Al-Hakim ( الحكيم) yang memiliki arti Maha Bijaksana. Dengan demikian Allah Ta'ala adalah Dzat yang memiliki sifat bijaksana (الحكمة). Bijaksana artinya profesional atau melakukan yang terbaik dalam satu urusan dan menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya.
Dengan pengertian di atas, maka kita meyakini bahwa setiap ciptaan Allah dan setiap syariat Allah pasti mengandung hikmah yang luas. Hanya saja tidak semua orang dapat memahami hikmah-hikmah tersebut. Hanya orang yang Allah berikan ilmu dan petunjuk saja yang dapat memahaminya.


Demikian pula dengan ibadah shaum, khususnya shaum di bulan Ramadhan. Ia memiliki hikmah yang amat banyak. Diantara hikmah itu adalah:

1. Mendidik Jiwa agar dapat Menggapai Taqwa
Ini adalah hikmah terbesar dari ibadah shaum, yakni agar orang yang melaksanakan shaum dapat menggapai derajat taqwa. Sebagaimana yang dengan jelas difirmankan Allah Ta'ala:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Al-Baqarah: 183)

Ibadah shaum dapat mendidik Jiwa untuk menggapai derajat taqwa karena dalam ibadah shaum terdapat unsur-unsur ketaqwaan. Para ulama menjelaskan bahwa makna taqwa adalah:
والتقوى هي فعل ما أمر الله تعالى به ، وترك ما نهى عنه .
"Taqwa adalah melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan meninggalkan apa yang Allah larang."

Demikian pula dalam shaum, terutama di bulan Ramadhan, banyak terdapat perintah untuk melaksanakan ketaatan, seperti perintah shalat, infaq, zakat, membaca Al-Qur'an, berbuat baik, berdzikir dan perintah lainnya. Juga banyak larangan, seperti larangan makan, minum dan berjima di siang hari, larangan berkata kotor, larangan berbuat jahat, larangan  ghibah, larangan mengadu domba, larangan mengumbar hawa nafsu dan larangan-larangan lainnya.
Maka orang yang melaksanakan shaum di bulan Ramadhan, seharusnya memahami hikmah ini, bahwa ibadah shaum yang sedang ia jalankan pada hakikatnya mendidik dirinya untuk membiasakan melaksanakan ketaatan dan meninggalkan larangan Allah Ta'ala. Dengan kata lain, di bulan ramadhan orang beriman dibiasakan untuk melaksanakan ketaqwaan.
Karena taqwa ini adalah hikmah terbesar dari ibadah shaum, maka hikmah lainnya adalah hikmah yang menopang hikmah taqwa ini.

2. Mendidik Jiwa untuk Bertaubat
Dalam satu haditsnya Rasulullah menjelaskan bahwa ketika seorang manusia melakukan dosa maka akan muncul satu titik hitam dalam hatinya. Semakin banyak berbuat dosa, semakin banyak pula titik hitam muncul di dalam hatinya. Rasulullah bersabda:
إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ" ﴿ كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ ﴾ [المطففين: 14]
"Sesungguhnya jika seorang hamba melakukan satu dosa maka akan muncul satu titik hitam dalam hatinya. Apabila ia sadar, meminta ampun dan bertaubat maka bersihlah hatinya. Namun apabila ia mengulangi perbuatan dosanya, bertambahlah titik hitam dalam hatinya, sampai harinya diselubungi tirai hitam. Itulah yang dimaksud Raan yang Allah sebutkan dalam firman-Nya: Sekali-kali tidak, bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka."

Sementara di bulan Ramadhan, Allah Ta'ala banyak memberikan kesempatan kepada kita untuk bertaubat dan membersihkan hati kita. Bahkan dalam satu haditsnya Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang bertemu dengan ramadhan namun ia tidak mendapatkan ampunan Allah, maka ia sesungguhnya adalah orang yang merugi. Rasulullah bersabda:

وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
"... Celakalah seseorang yang diberikan kesempatan untuk bertemu Ramdhan, kemudian Ramadhan berlalu sementara ia tidak mendapatkan ampunan..."

Diantara kesempatan yang Allah berikan adalah ibadah shaum dan ibadah qiyam di bulan Ramadhan yang pahalanya adalah diampuni segala dosa yang telah dilakukannya.
Demikian juga setiap malam di bulan Ramadhan Allah Ta'ala membebaskan hambaNya dari siksa neraka.
Dengan dibukanya banyak kesempatan untuk bertaubat itu, seorang beriman sedang dididik jiwanya untuk terbiasa bertaubat selama hidupnya.

3. Mendidik Jiwa untuk Memaafkan dan Menjaga Orang Lain dari Kejahatannya

Salah satu hikmah shaum Ramadhan adalah mendidik jiwa untuk menjaga diri dari berbuat jahat kepada orang lain. Di bulan Ramadhan, ketika melaksanakan ibadah shaum, banyak larangan yang Allah berikan. Larangan berkata kotor, larangan berbuat jahat, larangan bermusuhan, larangan menyakiti orang lain dan larangan lainnya. Ini adalah pola pendidikan agar jiwa terbiasa menahan diri dari menyakiti orang lain. Kebiasaan ini sesungguhnya adalah kebiasaan orang Islam, karena orang Islam lainnya terbebas dari kejahatan lisan dan tangannya. Sebagaimana sabda Rasulullah:
المُسلِمُ مَن سَلِمَ المسلمون مِن لسانه ويده
"Orang muslim itu adalah orang yang orang muslim lainnya selamat dari kejahatan lisan dan tangannya."

Ibadah shaum Ramadhan juga mendidik Jiwa agar mudah memaafkan orang lain. Karena itu, ketika Aisyah bertanya kepada Rasulullah tentang do'a apa yang sebaiknya dibaca di akhir Ramadhan, Rasulullah mengajarkan do'a berikut:
اللهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Memaafkan, menyukai Pemaafan, maka maafkanlah aku."

Dari hadits di atas, Ibnu Rajab menjelaskan bahwa salah satu nama dan sifat Allah itu adalah Al-'Afwu, Maha Memaafkan. Maka Allah menyukai memberikan maaf kepada hamba-Nya yang berbuat dosa. Dan Allah juga menyukai hambaNya yang memaafkan kesalahan saudaranya.
Maka ketika kita ingin mendapatkan pemaafan dari Allah Ta'ala atas dosa dan kesalahan yang sudah kita lakukan, maka sudah selayaknya kita pun memaafkan kesalahan saudara kita.

4. Mendidik Jiwa untuk Bersyukur

Ketika seorang hamba dilarang untuk makan dan minum di siang hari, maka ia akan mengalami haus dan lapar yang sangat. Maka ketika datang waktu berbuka, ia akan merasakan nikmat yang amat besar, yakni dibolehkannya makan dan minum saat kondisinya sedang lapar dan haus. Ketika itu jiwa akan sangat bersyukur atas nikmat makan dan minum yang Allah berikan . Sebagaimana yang digambarkan Rasulullah:
للصائم فرحتان: فرحة حين يفطر، وفرحة حين يلقى ربه.
"Bagi orang yang shaum terdapat dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu Rabnya."

Padahal di hari-hari biasa, Allah juga memberikan kepadanya nikmat makan dan minum. Hanya saja karena ia makan dan minum dalam kondisi yang tidak terlalu lapar dan haus sebagaimana kondisi ketika ia shaum, maka nikmat makan dan minum itu dianggap biasa saja. Shaum mengingatkan hamba untuk senantiasa mensyukuri nikmat makan dan minum yang Allah berikan.

5. Mendidik Jiwa untuk Menjaga Kesehatan Raga

Salah satu hikmah shaum adalah membiaskan jiwa menjaga raga dengan makan, minum dan tidur secara teratur dan tidak berlebihan.
Jika di hari biasa, bisa jadi kita terbiasa banyak makan dan minum tanpa ada aturan yang tetap, maka saat shaum kita dilatih untuk makan dan minum secara teratur. Demikian juga dengan tidur. Bisa jadi di luar Ramadhan ada sebagian kita yang sulit untuk bangun sebelum subuh. Namun di bulan Ramadhan kita dididik untuk bangun tidur sebelum waktu subuh.
Dua hal ini, selain merupakan bentuk ketaatan kita kepada Allah, juga memiliki efek positif terhadap raga kita. Tak heran jika penemuan ilmiah mengatakan bahwa shaum memiliki efek positif terhadap kesehatan. Maka kebiasaan baik yang berdampak positif terhadap kesehatan raga ini adalah juga menjadi salah satu hikmah shaum.
Hal ini membuktikan bahwa Islam tidak hanya memperhatikan aspek Ruhani saja, tapi Islam juga sangat memperhatikan aspek jasmani.

Semoga kita semua dapat memahami dengan baik hikmah-hikmah dari ibadah shaum Ramadhan ini. Sehingga ketika kita melaksanakan ibadah shaum Ramadhan ini kita akan melaksanakannya dengan penuh kesungguhan karena kita memahami hikmah besar yang ada di balik ibadah shaum Ramadhan tersebut.

MENEGUHKAN KEMERDEKAAN DENGAN DA’WAH

  Oleh: Dr. Dwi Budiman Assiroji (Ketua STID Mohammad Natsir)   Tahun ini kita memperingati kemerdekaan negara kita yang ke 79. Artiny...